
Hybrid perpaduan dua unsur atau lebih yang berlawanan tanpa menghilangkan identitas masing-masing unsur. Inilah gagasan awal dari rancangan sebuah rumah kantor (SoHo atau small office home office) yang berlokasi di Jakarta Barat.
Tempat tinggal dan tempat bekerja memiliki sifat kegiatan dan penampilan yang berbeda. Oleh karena itu, menggabungkan fungsi hunian dengan fungsi kantor dalam satu bangunan tentulah memerlukan perencanaan yang matang agar dapat memenuhi kenyamanan penghuni rumah, kelancaran aktivitas karyawan serta mengekspresikan citra perusahaan tersebut. Satu terobosan baru dalam desain SoHo atau small office home office ini adalah konsep hybrid yang diwujudkan oleh arsitek Yakob Sutanto dari Atelier T(w)o. Bangunan di atas lahan seluas kira-kira 200 m2 ini merupakan kediaman keluarga Yakob sekaligus menjadi kantor konsultan arsitekturnya yang berlokasi di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Sebagai arsitek muda dengan pengalaman kerja dan orientasi global, Yakob banyak menimba ilmu dari para arsitek ternama dunia seperti Peter Eisenman, Ali Rahim dan Bernard Tschumi. Menurut Yakob, pemahaman konsep hybrid yang meleburkan dua elemen tetapi tetap mempertahankan karakter setiap elemen menghasilkan koreografi elemen arsitektural yang dinamis. Konsep ini cocok untuk mengakomodasi dua fungsi bangunan dan pemakaian dua material yang berlawanan seperti fungsi rumah versus fungsi kantor atau pemakaian bahan alam versus bahan pabrik. Wujud konsep hybrid pada rumah kantor ini langsung terlihat pada rancangan arsitektur dan desain interior yang konstruksinya di kerjakan sendiri.
Bentuk kotak-kotak geometris yang kaku dipadu padan dengan bentuk melengkung yang lentur demikian juga permukaan panel aluminium komposit yang mengkilat dan halus dipadupadan dengan tekstur dinding beton ekspos yang kasar dan dof. Wajah bangunan juga didominasi oleh jendela kaca yang lebar agar memberikan kesan luas sekaligus memanfaatkan pemandangan luas dari posisi bangunan yang berlokasi di persimpangan jalan. Pada tahap selanjutnya, akses, sirkulasi dan layout rumah kantor ini diupayakan agar tidak saling mengganggu kegiatan. Parkir mobil, pintu masuk utama dan aktivitas kantor ditata di bagian muka lantai dasar sedangkan pintu servis, ruang makan dan dapur berada di bagian samping dan bagian belakang.
Tamu yang datang akan diterima di area pintu masuk kemudian diantar melewati resepsionis kecil, ruang kerja untuk enam orang asisten arsitek menuju ke ruang kerja arsitek utama dan ruang rapat. Setiap ruangan tersebut disekat tetapi alur kegiatannya diatur agar tetap terasa lapang. Khusus lantai atas dirancang untuk ruangan keluarga, dua buah kamar tidur anak dan sebuah kamar tidur utama beserta kamar mandi dalam. Untuk interior rumah kantor ini, Yakob juga menerapkan konsep hybrid diantaranya mengombinasikan material beton ekspos untuk ruang kerja dengan material yang lebih umum dipakai seperti cat dinding panel kayu dan cat untuk ruang-ruang privat.
Arsitek juga berupaya memaksimalkan masuknya cahaya alami serta “merangkul” pemandangan di luar ke dalam ruangan dengan cara merancang bukaan lebar yang dikombinasikan dengan kolam ikan serta pohon bambu seperti terlihat di ruang rapat dan kamar tidur utama. Selain itu, kaca dan cermin juga diaplikasikan baik pada bidang penyekat maupun pada pelapis dinding agar memberi kesan lapang. Desain seperti ini juga memberikan kesan “ringan” dan nyaman sehingga mendukung mood kerja karyawan. Dinding dan pagar tangga ditutup oleh kisi-kisi panel kayu yang diberi finishing gelap untuk menegaskan kesan vertikal dan “menyaring” pemandangan langsung ke area privat di lantai atas.
Di samping itu Yakob juga menerapkan konsep yang terus menerus berubah (konsep flux) sebagai salah satu ciri khas desainnya. Menurutnya, konsep flux adalah sebuah tatanan sementara yang terus bergerak dan berubah. Da-lam konteks interior, flux diterapkan melalui elemen ruang seperti rak built in, panel backdrop dan meja. Contohnya, rak seolah-olah menjadi still shot yang merekam alur dinamis pergerakan yang sedang terjadi, tidak hanya sebagai furnitur yang statis atau sekadar diletakkan tetapi juga seolah-olah bergerak keluar dan menyatu dengan dinding dan unsur ruang lainnya. Contoh lain adalah plafon melengkung yang seolah-olah bergerak “membungkus” ranjang dan meja televisi, menghadirkan “kapsul” di dalam keseluruhan kamar tidur yang besar.
Desain yang menjadi ciri khas rancangan Yakob ini semakin berkesan karena didukung oleh tata lampu / lighting yang tepat berupa spot light halogen yang “tersembunyi” di tepi langit-langit gantung (dropped down ceiling) disamping penerangan umum berupa lampu jenis downlight. Untuk mengenal lebih jauh tentang karya Yakob dan rekan-rekan, berikut ini diberikan ulasan singkat mengenai konsultan dan gambaran beberapa proyek yang sedang digarap oleh Atelier T(w)o.Ditulis oleh Imelda Anwar
No comments:
Post a Comment